Kewirausahaan Sosial Inovasi Produk Air Berkalori

Bagian 2

Oleh : Dara Aisyah/M Sontang Sihotang *)

Pada dasarnya tanpa adanya inovasi, pelaku usaha tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah.

Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain jika dirasakan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus menerus jika usaha akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Hal ini tidak terlepas dari keinginan konsumen yang selalu berubah- ubah.

Inovasi memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan UMKM dalam mempertahankan kemampuan bersaingnya. Pada dasarnya UMKM diharapkan dapat memiliki kemampuan berinovasi dalam merespon lingkungan dan mengembangkan kemampuan baru yang akan meningkatkan kinerja usaha.

Ketidakpastian pasar menyebabkan para pelaku usaha harus selalu berinovasi agar dapat memenangkan persaingan. Bukan hanya untuk menghadapi ketidakpastian pasar dan kondisi persaingan bisnis yang semakin meningkat. Inovasi merupakan sumber penting bagi pertumbuhan perusahaan dan kunci penentu untuk menghadapi persaingan usaha (Lam, 2010 dalam Andrio, 2018).

Sebenarnya untuk mencapai inovasi membutuhkan usaha yang terkoordinasi dari seluruh pihak. Menurut (Fontana, 2011) inovasi sebagai keberhasilan ekonomi berkat adanya pengenalan cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama dalam mentransformasi input menjadi output (teknologi) yang menghasilkan perubahan besar atau drastis dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat suatu produk (barang dan/atau jasa) dan harga yang ditetapkan oleh produsen.
Inovasi dalam konteks lebih luas bahwa inovasi yang berhasil mengandung arti tidak saja keberhasilan ekonomi melainkan juga keberhasilan sosial.

Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan lingkungan pada saat yang sama.

Sesungguhnya UMKM harus mengadopsi pendekatan holistik terhadap inovasi berkelanjutan (continuous innovation) lewat suasana inovatif terhadap iklim dan interaksi antar pelaku usaha.

Membangun inovasi secara berkelanjutan merupakan dasar yang memungkinkan suatu usaha terus berlanjut karena inovasi berkelanjutan mempunyai hubungan langsung kesemua elemen yang dikaitkan dengan kemampuan kompetisi didalam pasar global (Steiber, 2014 dalam Andrio, 2018).

Inovasi berkelanjutan (continuous Innovation) didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengabungkan efektifitas operasional dan strategi yang fleksibel – exploitasi dan ekplorasi (Boer, Kuhn, & Gertsen 2006 dalam Andrio, 2018).

Inovasi merupakan sebuah prasyarat bagi Usaha Kecil dan Menengah berkembang dan tumbuh. Inovasi UMKM yang dilakukan secara terus menerus dapat bersaing dan terus hidup (sustainability).

Apalagi dengan melibatkan aspek-aspek komunikasi untuk memperoleh keberhasilan dalam menanamkan inovasi dalam benak masyarakat, seperti pesan yang berupa ilmu pengetahuan atau informasi, media penyebaran informasi, peran atau pelaku yang menyampaikan, serta bagaimana efek informasi mengenai inovasi tersebut kepada masyarakat.

Tuntutan proses komunikasi dalam inovasi diperlukan melalui interaksi antara organisasi dan masyarakat, proses tersebut harus dapat dianalisis (Nasution, 2002).

Keterkaitan difusi inovasi dengan proses komunikasi sangat dibutuhkan dalam perencanaan produk. Strategi dalam mensukseskan pengelolaan produk harus melalui edukasi di masyarakat mulai saat perancangan produk, proses , sampai selesainya produk menurut manfaat dan jenis produk, penjualan dan pembelanjaan uang untuk inovasi produk sesuai kebutuhan (Purwanto, 2019).

Studi difusi inovasi berperan mulai melakukan koneptualisasi, menginformasikan dan menjabarkan lima tahapan dalam proses adopsi individu yaitu tahap pengetahuan, tahap bujukan, tahap putusan, tahap implementasi dan tahap konfirmasi (Nasution, 2002).

Adanya tahapan difusi inovasi diharapkan dapat mewujudkan strategi pemberdayaan yang dapat diterima, dalam sebuah program, baik untuk mendukung sasaran jangka pendek maupun jangka panjang yang strategis (Shahreza, 2018).

Inovasi sosial sangat berkaitan dengan social entrepreneurship. Inovasi sosial adalah pondasi bagi seorang social entrepreneur dalam menjalankan bisnis atau kegiatannya untuk mencari kesempatan, memperbaiki sistem, menemukan pendekatan yang baru serta menciptakan solusi terhadap perubahan lingkungan yang lebih baik (Widiastuty, 2011).

Seorang social entrepreneur mencari cara yang inovatif untuk memastikan bahwa usahanya akan memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan selama mereka dapat menciptakan nilai sosial (Mort & Werawardena 2003).

*) Dara Aisyah dan M.Sontang Sihotang adalah 1.Departement of Public Administration Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Sumatera Utara, Medan- Indonesia.

2.Departement of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Siciences, Universitas Sumatera Utara, Medan- Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *