NUSANTARA-NEWS.co, Sampang – Guna menekan angka kematian ibu serta bayi, Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang melalui Seksi Kesehatan Keluarga (Kesga) dan Gizi Masyarakat, mengadakan kegiatan pelatihan rutin kepada kader kesehatan, yaitu Pos Kesehatan Terpadu (Posyandu) Se-Kabupaten Sampang.
Pelatihan bagi kader Posyandu ini, dilaksanakan di Aula Hotel Panglima Sampang, dan diikuti 50 peserta dari perwakilan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) se-kabupaten Sampang, dan peserta dan berbagai unsur kesehatan, Rabu (02/12/2020).
Adapun bentuk pelatihan yang diberikan, Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat dimulai dari hal sederhana, diantaranya jenis makanan yang cocok sesuai usia kehamilan ibu, usia bayi hingga ke usia anak.
Selain itu, juga pemberian vitamin dan cara tidak menjadikan stres pada bayi, anak serta ibu yang sedang hamil.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi mengatakan bahwa dengan pelatihan terhadap Kader kesehatan tersebut tentunya diharapkan para kader akan menjadi kepanjangan tangan dari pemerintah Sampang, yaitu seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Sampang, terhadap masyarakat luas.
“Dengan adanya pelatihan ini, tentunya para kader juga pasti akan lebih siap untuk terjun ke masyarakat, karena dibekali ilmu pengetahuan keterampilan yang akan di miliki dan juga akan memiliki alat untuk mendukung ibu, ayah bahkan pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makanan kepada bayi dan anak mereka, secara optimal”, Ujarnya.
“Perlu diketahui, grafik 3 tahun terakhir angka kematian Ibu, dan Bayi di kabupaten Sampang cukup menurun, namun memprihatinkan, Dimana selama tahun 2018 jumlah kematian Ibu sebanyak 15 orang sementara bayi sebanyak 115 bayi, tahun 2019 sebanyak 11 ibu dan 82 bayi, sementara tahun 2020 jumlah kematian ibu belum terdata, dan kematian bayi sebanyak 41 kasus”, Ungkapnya.
Agus Mulyadi berharap peran serta segala pihak, khususnya para orang tua harus Siap antar jaga bayinya, terutama kepada para kader kesehatan hingga seluruh petugas kesehatan Se-Kabupaten Sampang.
“Banyak ibu-ibu di pelosok, ataupun ibu karir, meremehkan aturan dalam memberikan asupan makanan, khususnya asupan air susu ibu (ASI) secara eklusif. Dimana dalam aturan kesehatan bayi, setidaknya bayi yang baru lahir hingga mencapai usia 24 bulan sangat bagus untuk diberi asupan ASI ekslusif”, Tuturnya.
Selama pelatihan berlangsung yakni berupa teori pemberian ASI dan MP-ASI, pemantauan serta pertumbuhan bayi usia balita.
Acara dimulai dengan perkenalan masing-masing perwakilan kader agar lebih harmonis, mengisi pohon kekhawatiran dan harapan, kemudian dilanjutkan dengan membuat kesepakatan bersama dalam pelatihan, pretes dan postest, membuat anatomi payudara, latihan posisi menyusui yang baik, hingga teori pentingnya ASI ekslusif serta berbagai materi lainnya.
(iswan)