NUSANTARA-NEWS.co, Jakarta – Persoalan hidup berbangsa dan bernegara, kini tengah diuji. Selain maraknya berita-berita hoaks alias tidak bisa dipertanggung jawabkan, persoalan politik juga turut mewarnai. Dinamika politik, yang terus berkembang, dan cenderung menghangat pada pekan pekan terakhir ini, menurut Sekretaris Jenderal Partai Nusanara, Kardi Siringoringo harus disikapi dalam perspektif yang lebih luas, sebagai sebuah upaya menurunkan tensi politik.
Kardi berujar, sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar, kita harus solid memperkokoh persatuan dan fokus pada substansi membangun bangsa dari ketertinggalan.
“ Mari kita perkokoh kembali komitmen kita dalam hidup berbangsa dan bernegara. Saya tidak ingin bangsa ini terkoyak, hanya karena cara pandang sempit dan tidak proporsional dalam mensikapi persoalan berbangsa dan bernegara ini,” kata Kardi kepada Nusantaranews.co, Minggu (29/11/2020).
Kardi mengungkapkan, banyak persoalan berbangsa dan bernegara, mulai dari politik, budaya, yang harus disikapi dengan jernih, dalam perspektif yang lebih luas.
Akhir-akhir ini, ungkap Kardi, tensi politik cenderung menghangat, banyak isu-isu politik yang bergulir, yang apabila tidak disikapi dengan cerdas, berpotensi mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa.
” Kita harus melihat akar persoalannya terlebih dahulu. Ancaman perpecahan bisa diselesaikan melalui dialog, melalui pendekatan budaya, untuk memecahkan setiap persoalan. Marilah sesama anak bangsa duduk bersama dan membahas masalah-masalah yang ada untuk mencari jalan keluar agar suatu persoalan tidak menjadi polemik di tatanan kehidupan sosial masyarakat,” ucap dia.
Ketika disinggung, tentang berbagai manuver sejumlah tokoh politik, Kardi mengatakan, para politisi hendaknya mengedepankan etika dan fatsoen politik.
” Banyak para politisi kita, tidak memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik. Saya tidak perlu sebutkan siapa-siapa politisi itu, saya rasa masyarakat sudah paham. Etika politik, komunikasi politik yang baik dan benar, dan kesantunan politik, akan menghasilkan suasana yang harmonis antar pelaku politik, antar kekuatan politik, maupun kelompok-kelompok kepentingan lainnya, sehingga muaranya akan terbangun suatu komitmen bersama untuk sebesar-besarnya kemajuan bangsa dan Negara, dengan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi,” beber Kardi.
Politisi yang hanya berstatemen, tanpa mampu melihat akar persoalan berbangsa secara baik dan benar, menurut dia, ibarat naik panggung tapi hanya sekedar berharap tepuk tangan. Ini yang merusak, akhirnya timbul kegaduhan dimana mana, timbul penyesatan-penyesatan, yang bisa merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
” Elit politik harus memiliki kejujuran, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati dan siap mundur dari jabatan publik bila terbukti melakukan kesalahan, dan secara moral kebijakannya bertentangan secara hukum dan rasa keadilan masyarakat. Etika tersebut harus diwujudkan dalam bertata krama yang baik, tidak arogan, perilaku politik yang toleran, tidak berpura pura dan jauh dari sikap munafik, tidak manipulative, tidak melakukan kebohongan publik ataupun tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya,” pungkasnya.
(D. Supriyanto Jagad)
Keren banget, semoga Partai Nusantara menjadi percontohan motivasi yang sangat baik di seluruh Partai yang ada di Indonesia. Aamiin
Salahnya aku gak boleh berpolitik Lae….
tapi sedikit …apa yg dikatakan Lae itu semua harusnya demikian….
Namun politik saonari hubereng…hurimang rimangi ise Gogo,Mamora, berpengaruh .