Takdir Allah Itu Selalu Baik

Anak pemulung yang membaca Alqur'an di emperan toko saat lapar, di Bandung Jawa Barat, dan viral di media sosial

Catatan spiritual

Karena sungguh, takdir Allah itu selalu baik.

Bahkan ketika harus tercerabut hati, terluka jiwa dalam menjalaninya, takdirNya selalu berujung baik.

Tentu lelah kakimu saat harus berjalan kaki garut-bandung.
Tentu letih tubuhmu saat harus berjibaku dengan takdir.

Dan tentu saja, kamu bersedih karena harus mengubur mimpi besar, hanya demi mengais rupiah.

Mungkin, saat di selasar toko itu kau membuka mushafmu, kau tengah mengadu pada Rabb-mu tentang lelah letihmu.

Mungkin, saat di tengah hujan itu kau membuka mushafmu, kau tengah mencari kehangatan kasih sayang Rabbmu..

Dan dengan indah, Allah memelukmu.

Sungguh tak ada yang lebih hangat dari pelukan Tuhan yang Maha pengasih dan Penyayang.

Dan mimpi yang kau kubur paksa, Allah gantungkan di tempat yang tingginya bahkan tak pernah kau bayangkan.

Fii amanillah anak shalih.

Selamat bermesra dengan Allah di tanah suci.

Selamat belajar di tanah tempat Rasulullah belajar dulu.

Dan aku sungguh cemburu padamu, Muhammad Ghifari Akbar.

~~~~~~

Ketika dengan berat hati dan terpaksa, kakek dan nenekmu yang tergolong dhuafa itu akhirnya mengizinkanmu pergi merantau untuk mencari kerja dengan syarat, kamu tidak meninggalkan sholat dan agar selalu membaca Al Qur’an.

Saat itu benang-benang takdir Allah tengah berpilin dengan indah di langit, menyiapkan jalinan kejadian yang kelak akan memuliakan mu dan keluarga.

Engkau pergi dengan tekad mencari kehidupan yang lebih baik untuk diri dan keluargamu, meninggalkan kampungmu di Garut dan berjalan kaki menuju Kota Bandung.

Setelah sampai di Kota Bandung, dan berikhtiar kesana kemari untuk mencari pekerjaan dengan hanya bermodal tekad kerja apa saja yang penting halal, namun nihil.
Tak ada pekerjaan untukmu.

Saat itu, Allah melihatmu. Malaikat tengah menyaksikan, apakah kamu bersabar atas Ujian Allah? Apakah janji pada nenek kakek akan kau penuhi ditengah derita hidup?

ketika kamu memutuskan untuk memulung barang bekas, dan dengan sungguh-sungguh berusaha meski hasilnya hanya bisa untuk sekedar membeli lauk sederhana di warteg,

Saat itu Malaikat mengadu pada Allah tentang tegar dan kuatmu. Dan mereka sibuk mencatat namamu di langit.

Dan Saat langit telah berat menampung segala catatan kebaikan atas namamu, maka meluruh-lah rahmat Allah dalam bentuk derai air hujan.

tubuhmu sedang lelah selelah-lelahnya, dan Bandung sedang dingin-dinginnya karena hujan deras.

Tubuh ringkih mu merangsek ke emperan toko dan dengan sungguh- sungguh kau rapal ayat cintaNya, mencari jawaban disana atas pedih hidupmu.
Kau mengadu pada Rabb-mu lewat lantunan ayat suci.

Kau mencari kehangatan dalam setiap untai ayat yang kamu baca.

Saat itulah, Allah tengah menyiapkan kejutan indah untukmu.

Di tengah romantisnya hujan yang berpadu dengan lantunan Qur’an mu, seseorang dengan diam-diam memotretmu lalu mengupload fotomu di media sosial.

Tak dinyana, fotomu yang syahdu memeluk mushaf pun viral

Berbagai lembaga mencarimu.

Pesantren-pesantren berebut meminangmu menjadi santri

Relawan-relawan sibuk berjibaku mencari keberadaanmu dan keluarga,

Mereka semua berebut mengejar pahala, dari kecintaanmu terhadap Quran

Tapi semua gagal menemukan mu.
Sosok kurusmu seperti hilang dibawa angin.

Semua menyerah.

Tapi, jika Allah telah menetapkan satu kebaikan bagi hambaNYA, tak ada sesuatupun yang dapat menghalangi.

Relawan al hilal justru menemukan mu dengan tidak sengaja saat mengantar bantuan ke subang.

Tubuh kurus ringkih dnegan balutan kaus kumal itu Ternyata benar itu dirimu adanya.

Ternyata engkau sedang dalam perjalanan dari Kota Bandung ke Lembang dengan harapan dapat kerja di kota dingin itu.

Dan saat itulah, janji Allah atasmu perlahan mulai nampak oleh mata.

Al hilal menempatkanmu sebagai murid GRATIS di pesantren, lalu bantuan sembako untuk keluargamu juga jadi imbalan.

Pohon sabar yang kamu tanam, mulai berbuah lebat

Dan syukur pun menyeruak menggantikan segala sedih yang selama ini kau tanggung di pundakmu.

Terbayang segala mimpi yang akan terwujud nyata.

Indah.

Namun Allah masih punya kejutan untukmu.

Ganjaran kebaikan bagimu dari DIA Yang Maha Baik belum berhenti sampai disitu.

Redaksi TVOne tertarik untuk mewancaraimu. Dan sore tadi, dengan secara live, dirimu diwawancara jarak jauh serta disandingkan dengan nara sumber lain, seorang Ulama yg cukup mahsyur di negeri ini, Syekh Ali Jaber.

Yang tak terduga pun terjadi. Diakhir wawancara, Syekh Ali Jaber memohon kepadamu agar bersedia menjadi anak angkat beliau dan bersedia untuk dididik secara langsung oleh beliau sekaligus akan diurus oleh beliau agar dirimu bisa mengenyam pendidikan Al Qur’an di tempat turunnya, di Makkah atau di Madinah. Dan dengan kata terbata haru, kaupun menyatakan menerima permohonan calon abi angkatmu itu.

Masya Allah..Allahu Akbar

Allah memuliakan hamba yang mencintai, membaca dan mentadaburi Al Qur’an

Dan aku, kami
Sungguh cemburu padamu

(NN/Jgd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *