Indonesia adalah negeri yang indah dan memiliki ribuan jenis permainan tradisional, seperti dakon, engklek, gobak sodor, lompat tali, dan sebagainya. Pada masa kita kecil dulu, permainan tersebut tentu sudah tidak asing lagi. Banyak sekali manfaat yang terkandung dalam permainan tradisional tersebut.
Nah, pada kesempatan ini Strategi.co.id, akan mengulik permainan tradisional ‘dakon’ atau yang dikenal dengan istilah congklak.
Permainan dakon atau congklak, kita jumpai tidak hanya di pulau jawa saja, namun ada di seluruh nusantara, meski dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya di Lampung, orang menyebutnya dentuman lamban, lalu di Sulawesi lebih dikenal dengan sebutan Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang atau Nogarata.
Bahkan, di Malaysia, permainan tradisional nusantara ‘dakon’ ini juga cukup dikenal dengan sebutan congklak. Sedangkan di Inggris, permainan ini disebutnya Mancala.
Permainan dakon khususnya di Indonesia, pada umumnya terdiri dari 14 lubangdan 2 lubang besar. Permainan ini dimainkan oleh dua orang, dimana satu orang berkuasa pada tujuh lubang kecil dan satu lubang besar di sebelah kanannya.
Cara bermainpun sangat mudah, awalnya mengisi tujuh biji di setiap lubang kecil dengan total 98 buah biji, lalu dimulailah permainannya, dengan mengambil biji tersebut lalu dipindahkan dari lubang kecil ke lubang kecil lainnya, naruh satu demi satu di setiap lubang kecil dan di lubang besar. Hingga permainan pun berakhir kalau biji yang berjumlah 98 itu telah habis dimasukkan ke lubang besar semuanya.
Dalam permainan dakon ini, terkandung nilai-nilai filosofis seperti melatih untuk memberanikan diri bersikap sportif, berbuat jujur dan belajar strategi biar tidak berhenti di lubang kosong, karena kalau berhenti di lubang kosong artinya mati.
Tak hanya itu, ternyata ada filosofi menarik dari permainan dakon tersebut. Jumlah lubang kecil ada tujuh, yang menandakan jumlah hari pada setiap minggunya. Lalu ketika menjalankan biji demi bijinya, ternyata terkandung bahwa kita dituntut untuk terus beraktifitas di setiap harinya, supaya kita berbagi ( sedekah ), terhadap lingkungan kita, atau bersedekah juga terhadap lawan atau musuh. Selain itu juga mengajarkan kita untuk menabung di lubang besar.
Mari kita ajarkan anak-anak kita untuk mencintai permainan tradisional dari negerinya sendiri.
( De Rizki / Jgd )