Biro Manokwari – Papua Barat
NUSANTARA-NEWS.co, Manokwari – Kegiatan diseminasi produk teknologi ke masyarakat Fakultas Peternakan Unipa “aplikasi inovasi teknologi peternakan tepat guna untuk menunjang ketahanan pangan pada masa recovery di distrik prafi kabupaten manokwari papua barat: inovasi teknologi pengolahan briket dari limbah kotoran kambing & serbuk gergaji kayu”
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan diseminasi produk teknologi ke masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Kementerian Riset dan Teknologi – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk tahun anggaran 2020.
Tim Pelaksana kegiatan merupakan dosen Fakultas Peternakan Universitas Papua sebagai wujud nyata dalam memberikan kontribusi langsung pihak kampus melalui pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dalam hal ini kelompok petani-peternak binaan.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa transfer ilmu pengetahuan, keterampilan, dan teknologi peternakan yang tepat guna sehingga dapat diterapkan langsung oleh masyarakat di kehidupan sehari-hari, Sabtu (17/10) lalu.
Kegiatan ini difokuskan pada pengenalan inovasi teknologi pembuatan briket dari limbah kotoran ternak kambing dan limbah serbuk gergaji kayu dari industri somel. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan pemberian materi tentang briket dari bahan limbah biomassa oleh Purwaningsih, S.Pt., M.Sc.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan praktek/pelatihan pengolahan limbah kotoran ternak kambing dan serbuk gergaji kayu menjadi briket yang dibantu oleh anggota tim pelaksana drh. Noviyanti, MPH., Evi W. Saragih, S.PT., M.Sc., PhD., dan petugas penyuluh peternakan dari BPP Prafi.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Tim Pelaksana memberikan bantuan alat/mesin sebagai investasi untuk kelompok binaan berupa mesin penggiling kotoran hewan multifungsi, alat cetak briket serta kompor briket yang diserahkan langsung oleh Purwaningsih, S.Pt., M.Sc. sebagai ketua Tim Pelaksana kegiatan.
“Mesin dan alat tersebut diproduksi sendiri di bengkel Taman Ternak (Tamter) Fakultas Peternakan Universitas Papua. Peserta pelatihan kegiatan ini merupakan kelompok petani-peternak binaan di wilayah Distrik Prafi Kabupaten Manokwari yang berjumlah 15 orang. Bahan baku briket antara lain kotoran hewan (kohe) kambing, serbuk gergaji kayu, dan tepung tapioka sebagai perekat.
” Peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini karena tertarik belajar hal baru yaitu sumber energi terbaharukan dalam hal ini briket sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM seperti minyak tanah dan gas elpiji. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta dalam sesi tanya jawab dan praktek pembuatan briket berbahan dasar limbah biomassa” jelas Purwaningsih
Kegiatan diseminasi produk teknologi kali ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang prosedur pembuatan briket sebagai sumber bahan bakar alternatif, yang diharapkan mampu membantu petani-peternak dalam memanfaatkan limbah peternakan, limbah pertanian, dan limbah serbuk gergajian sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan.
Selain itu kegiatan ini juga sekaligus memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kreatif sehingga kelompok petani-peternak binaan memiliki keterampilan dan mampu mengolah limbah biomassa seperti kotoran ternak dan serbuk gergaji kayu yang belum termanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah yaitu briket.
Diharapkan dengan pelatihan ini kelompok binaan dapat memproduksi briket dengan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar secara kontinyu baik untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun untuk dipasarkan, meningkatkan taraf perekonomian masyarakat melalui usaha briket, masyarakat tidak tergantung lagi pada minyak tanah, gas elpiji, dan kayu bakar yang ketersediaannya tidak menentu karena bisa menggunakan energi alternatif yaitu briket.
Harapan selanjutnya adalah adanya dukungan yang positif dari pihak pemerintah daerah dan pihak swasta dalam hal ini kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Manokwari untuk dapat sama-sama melaksanakan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.